Sobat Al-Hasra, setiap tanggal 21 April kita selalu memperingati Hari Kartini. Biasanya dirayakan dengan mengenakan pakaian adat atau menggelar lomba bertema perempuan. Tapi, pernahkah kita merenung lebih dalam? Apa sih sebenarnya makna Hari Kartini bagi pelajar zaman sekarang?
Kartini bukan hanya soal kebaya dan konde. Kartini adalah simbol keberanian seorang perempuan muda yang berani berpikir berbeda, melawan batasan, dan memperjuangkan hak atas pendidikan. Di masa ketika perempuan dilarang sekolah tinggi dan hanya diharapkan menjadi "wanita rumahan," Kartini menulis surat-surat penuh gagasan hebat. Ia bermimpi agar perempuan Indonesia bisa belajar, berpikir, dan berkarya setara dengan laki-laki.
Nah, MinRa percaya bahwa semangat Kartini tetap hidup di era sekarang. Bedanya, medan perjuangan kita berbeda. Sekarang, tantangannya bukan lagi soal boleh sekolah atau tidak, tapi soal bagaimana kita bisa memaksimalkan peluang yang sudah ada. Misalnya, berani memilih jurusan sesuai minat, aktif di organisasi sekolah, atau bahkan mulai bikin karya dan konten edukatif yang berdampak positif.
Menjadi Kartini masa kini bukan berarti harus sempurna atau selalu jadi nomor satu. Tapi berani untuk terus berkembang, menghargai diri sendiri, dan tetap rendah hati. Dan semangat ini berlaku bukan hanya untuk perempuan saja, lho! Laki-laki juga bisa jadi “Kartini” dalam artian mendukung kesetaraan dan menghargai peran perempuan dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi, di Hari Kartini ini, yuk refleksi sejenak. Sudahkah kita memberi ruang untuk mimpi-mimpi kita tumbuh? Sudahkah kita memperjuangkan hak dan pendidikan diri sendiri dengan sungguh-sungguh? Karena sejatinya, memperingati Hari Kartini bukan hanya tentang mengenang masa lalu, tapi bagaimana kita melanjutkan perjuangannya di masa kini.