Yayasan AL-Hasra Rilis Berita

Menimbang Ulang Makna Pendidikan

25 Apr 2025

Humas

10

Dalam realita hari ini, tak sedikit dari kita yang merasa bahwa sistem pendidikan sering kali terasa seperti perlombaan tanpa garis akhir yang jelas. Semua murid dituntut untuk berlari dengan kecepatan yang sama, meskipun mereka lahir dengan sepatu yang berbeda. Standar nilai seragam diberlakukan, seolah satu angka mampu menentukan kecerdasan dan masa depan seseorang. Padahal dalam Islam, keadilan tidak berarti semua harus sama, tetapi setiap individu diberi sesuai kebutuhannya. 

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk berlaku adil..." 

(QS. An-Nahl: 90) 

Pendidikan seharusnya bukan hanya tentang siapa yang paling cepat menghafal, tapi siapa yang paling jujur dalam belajar. Bukan tentang siapa yang juara kelas, tapi siapa yang menemukan makna dari prosesnya. Namun sayangnya, dunia seringkali hanya mengapresiasi hasil, bukan usaha. 

Dalam sejarah Islam, Rasulullah SAW mendidik para sahabat dengan cara yang berbeda-beda. Beliau mengenali karakter masing-masing dan tidak memaksakan satu pendekatan untuk semua. Ada yang unggul dalam ilmu, ada yang dalam strategi, ada pula dalam keberanian. Sementara itu, hari ini masih banyak yang menganggap anak "bernilai rendah" adalah anak yang kurang pintar, bukan anak yang mungkin hanya belum diberi ruang untuk bersinar. 

"Tidaklah seseorang diberi amanah kepemimpinan lalu ia mati dalam keadaan menipu rakyatnya, kecuali Allah haramkan surga atasnya.” 

(HR. Bukhari dan Muslim) 

Ini adalah pengingat bagi kita semua—guru, orang tua, bahkan pembuat kebijakan—bahwa pendidikan adalah tanggung jawab besar. Kita bukan hanya mencetak generasi pintar, tetapi juga generasi yang utuh secara nilai dan hati. Mungkin kita tidak bisa mengubah sistem secara instan, tapi kita bisa mulai dari cara kita memperlakukan anak-anak di sekitar kita: dengan adil, penuh kasih, dan tanpa membanding-bandingkan. 

Rilis

Berita

Menimbang Ulang Makna Pendidikan

25 Apr 2025

Humas

11