Yayasan AL-Hasra Rilis Berita

Sudahkah Kita Bersikap Adil terhadap Siswa?

31 Jan 2025

Humas

49

 
Kita sering mendengar bahwa seorang guru adalah pelita bagi murid-muridnya. Namun, dalam terang yang kita pancarkan, apakah semua siswa mendapatkan cahaya yang sama? Ataukah tanpa sadar, ada yang kita biarkan tetap berada dalam bayang-bayang? 

Adil bukan sekadar memberikan perlakuan yang sama kepada semua orang, melainkan menempatkan sesuatu pada tempatnya sesuai kebutuhan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: 

"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan serta memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran." (QS. An-Nahl: 90) 

Sebagai pendidik, kita tentu ingin berlaku adil, tetapi tanpa sadar, terkadang kita lebih mudah melihat yang bersinar dibanding mereka yang masih berjuang. Siswa yang aktif dan berprestasi sering kali mendapat perhatian lebih, sementara mereka yang pendiam atau mengalami kesulitan belajar terpinggirkan dalam diam. Apakah ini adil? 

Ada kalanya kita langsung menghakimi siswa yang kurang disiplin tanpa bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Seorang anak yang mengantuk di kelas mungkin bukan karena malas, tetapi karena harus membantu orang tuanya hingga larut malam. Seorang siswa yang tidak mengumpulkan tugas tepat waktu bisa jadi sedang menghadapi masalah yang lebih besar dari sekadar tugas sekolah. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengajarkan untuk memahami sebelum menilai. Beliau tidak terburu-buru mencela seseorang sebelum mengetahui alasan di balik perbuatannya. 

Kita juga sering membandingkan siswa, berharap mereka bisa menjadi seperti teman-temannya yang lebih unggul. Padahal, setiap anak memiliki keunikan dan tantangannya sendiri. Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak membandingkan manusia berdasarkan kecerdasan atau keberhasilan duniawi, melainkan berdasarkan ketakwaan dan usahanya. Dalam QS. Al-Hujurat ayat 13, Allah berfirman bahwa yang paling mulia di sisi-Nya adalah yang paling bertakwa, bukan yang paling pintar atau paling menonjol di kelas. 

Sebagai pendidik, tugas kita bukan sekadar mengajarkan ilmu, tetapi juga memberikan ruang bagi setiap siswa untuk berkembang sesuai potensinya. Mungkin adakalanya kita harus meluangkan waktu lebih untuk memahami mereka yang kesulitan. Mungkin kita perlu bertanya lebih sering kepada mereka yang pendiam. Mungkin kita perlu lebih sabar dalam membimbing mereka yang masih tertatih. 

Keadilan bukan hanya tentang angka di rapor, tetapi tentang bagaimana kita melihat setiap siswa sebagai individu yang berharga. Mereka semua sedang bertumbuh, dan tugas kita adalah memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal. Sudahkah kita benar-benar bersikap adil terhadap mereka? 

Wallahu a’lam bish-shawab.

Rilis

Berita