Halo, Sobat Al-Hasra! Siapa yang akhir-akhir ini jadi tim matcha latte sejati? Warnanya cantik, rasanya khas, dan katanya lebih sehat dari kopi. Tapi, MinRa mau ajak Sobat buat kenalan lebih dalam sama si bubuk hijau ini, biar gak cuma ikut-ikutan tren, tapi juga tahu apa yang dikonsumsi. 

Matcha, atau teh hijau bubuk asal Jepang, dikenal punya segudang manfaat. Di dalamnya terkandung antioksidan tinggi (seperti EGCG), L-theanine yang bantu tubuh lebih rileks, serta berbagai vitamin dan mineral yang baik untuk kesehatan. Kombinasi L-theanine dan kafein dalam matcha dipercaya bisa meningkatkan fokus tanpa bikin gelisah seperti kafein pada kopi. 

Tapi jangan salah, Sobat. Matcha tetap mengandung kafein, lho! Dalam satu gram matcha, kafein bisa mencapai 19–44 mg (Mayo Clinic, 2022). Artinya, kalau Sobat minum satu gelas besar setiap hari, apalagi lebih dari satu, efeknya bisa mirip bahkan melebihi kopi. 

Kafein berlebih bisa memicu jantung berdebar, gelisah, susah tidur, hingga gangguan pencernaan. Apalagi buat remaja, tubuh kita belum tentu sekuat orang dewasa dalam memproses kafein. Jadi, konsumsi berlebihan justru bisa berdampak buruk bagi kesehatan. 

Sebagai tambahan, menurut riset dari Universitas Gadjah Mada (2023), di Jepang sendiri matcha punya nilai budaya tinggi dan digunakan dalam ritual teh tradisional bernama chado. Namun kini, lewat industri F&B global, matcha berubah jadi produk konsumsi massal yang sering kali dikaitkan dengan gaya hidup modern, khususnya di kalangan anak muda. 

MinRa bukan mau larang, kok. Ngopi atau nge-matcha seru-seru aja! Tapi tetap bijak, ya, Sobat. Kenali batas tubuh, hindari konsumsi berlebihan, dan tetap utamakan kesehatan. Ingat, yang kekinian itu bukan cuma soal ikut tren, tapi juga sadar dalam memilih apa yang kita konsumsi.