Sobat Al-Hasra, siapa bilang belajar harus selalu duduk diam, menatap papan tulis, dan mencatat seharian? Belakangan ini, dunia pendidikan semakin membuka diri terhadap pendekatan belajar yang tidak hanya mengandalkan kepala, tapi juga tubuh. Salah satunya adalah embodied learning—sebuah pendekatan belajar yang melibatkan aktivitas fisik untuk membantu pemahaman konsep secara lebih mendalam. 

Kita sering kali berpikir bahwa tubuh dan pikiran bekerja secara terpisah saat belajar. Padahal, menurut penelitian dari The Learning Agency Lab dan National Science Foundation, ketika tubuh terlibat dalam proses belajar—misalnya lewat gerakan, ekspresi, atau permainan peran—pemahaman dan daya ingat siswa bisa meningkat secara signifikan. 

MinRa pun pernah melihat bagaimana pendekatan ini diterapkan langsung di kelas. Misalnya saat pelajaran IPA, siswa diajak mensimulasikan proses peredaran darah dengan berjalan mengikuti jalur yang menyerupai pembuluh darah besar dan kecil. Beberapa bahkan membawa kertas bertuliskan “oksigen” dan “karbon dioksida”. Aktivitas ini bukan hanya menyenangkan, tapi juga membantu mereka memahami konsep dengan lebih nyata. 

Begitu pula dalam pelajaran Matematika. Siswa membentuk berbagai bangun datar menggunakan tali rafia besar di lantai kelas. Ketika mereka secara langsung “masuk” ke dalam segitiga atau lingkaran, mereka tidak hanya melihat bentuk—mereka merasakannya. 

Dan kabar baiknya, Sobat Al-Hasra juga bisa mencoba embodied learning di rumah! Misalnya, kalau sedang belajar sejarah, coba deh jalan bolak-balik sambil menceritakan ulang peristiwa penting. Atau saat menghafal rumus, kombinasikan dengan gerakan tangan tertentu agar lebih mudah diingat. Belajar sambil bergerak bukan hanya bikin lebih seru, tapi juga bikin otak kita bekerja lebih aktif! 

Jadi, yuk mulai buka diri untuk cara belajar yang lebih hidup, karena siapa tahu, pelajaran yang kita gerakkan sendiri bisa bertahan lebih lama di ingatan daripada yang hanya kita baca di buku!